Desa Torire , sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso, yang memilikai luas wilaya kurang lebih 92,22 km3, secara keseluruhan masyarakat Desa Torire bergerak di bidang pertanian untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, Desa ini memiliki kekayaan alam dan budaya yang kaya serta potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata utama di wilayah Kabupaten Poso. Dengan aksesibilitas yang strategis dari Kota Poso (sekitar 200 Km), dengan jumlah penduduk 129 KK dan 511 jiwa dengan rincian laki-laki 272 jiwa dan perempuan 241 jiwa, Desa Torire memadukan keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakatnya yang dapat menarik minat para wisatawan baik lokal maupun internasional.
Iklim Desa Torire sebagaimana desa-desa lain wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap polah tanam yang ada didesa Torire kecamatan Lore Tengah
Secara Administratif, wilayah Desa Torire terdiri dari 2 (Dusun) Dusun yaitu Dusun 1 dan Dusun 2Torire.
Secara geografis Desa Torire Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rompo, Sebelah Timur berbatasan dengan Pembangu, sebelah selatan berbatasan dengan Kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Sebelah barat berbatasan dengan Kawasan Taman Nasional Lore Lindu.
Secara umun kondidi sosial budaya masyarakat Desa Torire masih terikat oleh adat istiadat dan budaya yang turun temurun diwariskan dari nenek moyang.
Adapun pemimpin Desa Torire dari tahun 1917 adalah
- Touana Toniri ( Umana Kawe) 1917 - 1949
- Makulu Pantoli ( Umana Lajuku ) 1949 ? 1959
- Rompis Rumambi 1959 ? 1961
- Taita Malonta ( Umana Lempi ) 1962 - 1974
- Kiasi Malonta ( Umana Eva ) 1975 ? 1995 )
- Malhi Tolie ( 1995 ? 2000 )
- Kristovel Surongku ( 2000 ? 2013 )
- Steiven Malonta ( 2014 ? 2019 )
- Rekson Salian (2020 ? 2021 )
- Herda Raena Pantoli ( 2022 ? Sekarang )
Desa Torire memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan antara lain sawah, area pemukiman, perkebunan, pertanian, sumber mata air, sungai dan juga memiliki sumber Daya manusia yang memiliki pekerjaan masing-masing yaitu guru, TNI/Polri, petani, buruh, pedagang, bidan. Tentunya semua ini di dukung dengan adanya fasilitas bangunan yang tersedia seperti rumah ibadah, sekolah dan kantor.
Desa Torire memiliki banyak hal menarik dan unik yang dapat di suguhkan bagi para pengunjung / wisatawan yang datang ke tempat ini. Dari segi wisata budaya di Desa Torire ini sendiri mempunyai Danau Tonawuhu yang letaknya yang hanya 3000 meter dari perkampungan Desa Torire. Dari segi wisata Danau Tonawuhu yang terkenal langka dan unik karena berada di puncak gunung yang luas dan dikelilingi hutan yang bersih, membuat siapapun yang datang akan merasa nyaman dan betah berlama-lama di tempat ini, Danau ini menjadi tempat wisata yang banyak di minati pengunjung untuk sekedar memancing ikan dan berfoto-foto di sekitar danau itu. Selain itu yang di kagumi oleh pengunjung yang datang di desa Torire yaitu masyarakat yang terkenal ramah dan peduli terhadap setiap pengunjung/wisatawan yang datang ke desa ini.
Desa Torire memiliki ikon yaitu Danau Tonawuhu yang memiliki daya tarik wisata yang unik dan otentik karena danau terletak di puncak gunung dikelilingi hutan dan memiliki potensi yang kaya akan sumber air, membuat suasana alam menjadi sejuk dan asri. Dari puncak gunung kita dapat menyaksikan keindahan pemandangan yang ada disekitar danau dan menyaksikan indahnya Desa Torire.
Danau Tonawuhu berada sekitar 3 km dari Desa Torire, dapat dilalui melalui jalan yang sudah di rintis oleh dana Desa, para pengunjung sudah dapat menggunakan kendaraan roda dua, melewati perkebunan masyarakat sehingga perjalanan tidak membosankan, setibanya di tempat ini kita akan menemukan hamparan padang yang luas yang dapat dijadikan tempat untuk melaksanakan kegiatan seperti ibadah dan acara lain yang melibatkan banyak orang
Objek wisata danau Tonawuhu di dukung fitur lainnya seperti adanya air terjun watumuni, patung kalamba dan disekitar danau Tonawuhu terdapat megalit yang diberi nama patung Tohaka yang mana patung tersebut dapat menambah keindahan alam, patung tersebut yang jaraknya sekitar 50 meter dari danau.
Selain itu di danau Tonawuhu terdapat beberapa jenis ikan air tawar yang saat ini dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat setempat dengan memancing ikan sebagai lauk di rumah, selain itu yang dapat di jadikan tempat berekreasi bagi pengunjung yang mempunyai kesukaan memancing, di tempat ini juga kita dapat mendengar secara langsung kicauan burung yang merdu menambah suasana hati menjadi lebih tenang untuk menikmati keindahan alam serta dapat mengabadikan keindahan alam melalui pengambilan gambar dengan melatar belakangi danau tonawuhu terlebih lagi dapat menikmati keindahan dan hembusan angin yang sejuk tanpa adanya polusi udara.
Desa Torire juga tempat ibadah yaitu Gereja GKST Moria Torire, GPDI GBI dan Adven, selain itu terdapat juga fasilitas pendidikan dari jenjang Paud sampai SD semua tenaga kependidikan adalah masyarakat Desa Torire, yang memiliki berbagai Potensi.
Selain itu Desa Torire mempunyai kuliner yang semua bahan-bahannya berasala dari hasil pertanian antara lain kue cucur, Nasi Bambu, Dodol durian, semua ini dapat dibuat oleh masyarakat untuk melengkapi menu saat pelaksanaan ucapan syukur panenan.
Desa Torire juga adalah sala satu Desa yang masih kuat mempertahankan budaya seperti kesenian daerah dan tarian daerah yang dapat ditampilkan pada acara tertentu untuk meramaikan suasana, musik bambu Chendana adalah salah satu kesenian daerah yang sanngat terkenal yang ada di Desa karena sudah ditampilkan dimana sejak dahulu disamping itu pembuat alat musik juga dalah masyarakat Desa Torire yang adalah generasi mudah, didukung oleh tarian lainnya seperti dulua dan tari topohinoe, yang mana semua ini juga di wariskan kepada anak-anak.
Di Desa yang rama penduduknya dan rajin ini juga terdapat beberapa kerajinan tangan masyarakat yang semua bahan diperoleh dari hutan yaitu Hasil Hutan Bukan Kayu yaitu Bakul yang terbuat dari bambu, tikar dari daun pandan dan keranjang dari daun pandan yang disebut bontine, semua ini dapat digunakan pada saat melaksanakan perkawinan adat untuk melengkapi keaslian budaya setempat contohnya tikar sebagai alas tempat duduk, bakul dan keranjang sebagai wadah menyimpan makanan bagi para tamu.
Danau Tonawuhu berada sekitar 3 km dari Desa Torire, dapat dilalui melalui jalan dengan menggunakan kendaraan roda dua, melewati perkebunan masyarakat sehingga perjalanan tidak membosankan, jika ingin berkunjung dapat menghubungi pengelola Desa wisata dan membayar tarif masuk sebesar Rp. 10.000 dan akan di pandu langsung oleh pengelola Desa wisata