Desa Matako resmi dibentuk untuk ditetapkan sebagai desa ( Kampoeng ) Pada Tahun 1901, oleh Dr. Albert Cruit seorang utusan Cending / Gereja dari Belanda, Desa / Kampoeng tersebut diberi nama MANTAKO yang artinya MENGUNJUNGI atau hendak mengunjungi, dan seiring berjalannya Waktu, Maka penyebutan Mantako tersebut berubah menjadi MATAKO, dan sebutan tersebut melekat hingga sekarang.
Dr. A.C.Cruit menghimbau dan memohon agar semua warga masyarakat yang hidup terpencar dan berkelompok-kelompok di daerah perbukitan untuk turun Ke Daerah dataran rendah, Wilayah pantai untuk membuat pemukiman, yang disebut kampoeng ( Kampung ), dengan Kepala Kampung pertama “ PEDENGKA”. Seorang kepala suku yang diangkat oleh masayarakat sebagai “ KABOSENYA”, ( Kabosenya Katundana ), dengan luas wilayah kerja dari GALUGA sampai TONGKO.
Pada Tahun 1933 Oleh pemerintah belanda desa matako dimekarkan menjadi 2 ( dua ) Desa Yakni : Matako A ( Yang sekarang dikenal dengan Desa Malei Tojo ) MATAKO B ( Yakni Desa Matako yang sekarangan ini ).
Desa Matako terletak di :
16 Km ke Ibu Kota Kecamatan – Tombiano
130 Km ke Ibu Kota Kabupaten – Ampana
232 Km ke Ibu Kota Propinsi – Palu
27 Km ke Kota terdekat – Poso
Desa Matako di diami oleh 12 suku dan 2 Etnis dan terdiri dari Penganut Agama Islam dan Kristen Yakni ± 30% Muslim dan ± 70% Kristiani
Desa Matako terletak berbatasan dengan :
Timur dengan Desa Bambalo
Barat dengan Desa Malei Tojo
Utara dengan Laut / Teluk Tomini
Selatan dengan Hutan Negara / Pegunungan Kabupaten Morowali